Penerapan Konsep Kehidupan yang Diadopsi Dari Novel "Selamat Tinggal" Karya Tere Liye.

 

Tahukah kamu? Penulis terkenal, Darwis atau yang dikenal sebagai Tere Liye, kerap melahirkan sebuah karya yang dibilang magis, salah satunya adalah novel berjudul Selamat Tinggal. Novel keluaran tahun 2020 ini lahir sebagai bentuk kepulan unek-unek penulis di Indonesia, penyebabnya adalah industri novel di Indonesia yang sudah tidak sehat. Maraknya pembajakan buku yang menyebabkan penulis buku itu sendiri merugi hingga jutaan rupiah.

Sinopsis Novel "Selamat Tinggal."

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.

Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.

Konsep yang disuguhkan dalam novel ini berbeda dengan novel-novel sebelumnya. Novel ini mengangkat tema tentang cinta pertama, patah hati, dan tentang kepalsuan. Novel ini memuat pesan agar dapat melepaskan segala sifat buruk untuk segera mengucapkan ‘selamat tinggal’ pada masa lalu dan mencoba membuka dengan lembaran yang baru.

1. Pantang Menyerah.

Kehidupan Sintong, tokoh utama dalam novel ini, dapat menjadi acuan karena sebagian besarnya relate dengan kehidupan masyarakat di Indonesia. Sikap pantang menyerah, sabar, dan memiliki tekad yang teguh yang sudah seharusnya ada dalam pribadi masyarakat Indonesia.

2.Ikhlas Melepaskan 

Kisah percintaan Sintong dan Jess juga dapat menjadi cerita yang unik, walau mereka memiliki kesamaan tepi sayangnya tidka bisa bersatu. Mungkin cerita ini sengaja dirancang bukan hanya sebagai bumbu dalam jalan cerita novel, tetapi sebagai bentuk sikap ikhlas dan mau melepaskan.

Itulah beberapa konsep yang bisa kita dapatkan dalam novel Selamat Tinggal karya Darwis. 

referensi:

https://www.gramedia.com/best-seller/resensi-novel-selamat-tinggal-karya-tere-liye/?srsltid=AfmBOoqnT_SHJQLL-_5hvxnkwyYO8ohc2UI-eBdUGHdxSiPAo7p641Li






Komentar

Postingan populer dari blog ini

INI BARU NOVEL, Cerita Raib,Ali, dan Seli dalam novel "Bumi"karya tereliye

Pukat "Si Anak Pintar" karya tereliye