Penerapan Konsep Kehidupan yang Diadopsi Dari Novel "Yang Telah Lama Pergi" Karya Tere Liye.

 

Kemana kita akan pergi? Penulis terkenal, Darwis atau yang dikenal sebagai Tere Liye, tak henti hentinya melahirkan sebuah karya yang sangat baik, kali ini yang akan kita bahas adalah novel berjudul Yang Telah Lama PergiNovel ini juga bertujuan untuk menyampaikan pesan moral tentang manfaat mengarahkan dendam menjadi kebaikan dan bermanfaat bagi banyak orang, serta mengenalkan kembali sejarah keemasan Sriwijaya kepada pembaca modern melalui latar tahun 1200-an Masehi.  Novel keluaran tahun 2023 ini lahir untuk menghibur pembaca dengan komedi dan aksi yang menarik dengan latar belakang yang unik.

“Semua masa lalu itu. Semua kehilangan. Rasa sakit. Peluk erat-erat. Karena kalau pun kita kehilangan, gagal, tidak mendapatkan apa pun, kita tetap memperoleh sesuatu yang spesial. Menemukan sesuatu yang berharga. Pelajaran. Dan boleh jadi itulah yang paling penting dan abadi. Atau boleh jadi, itulah yang sedang membentuk karakter, masa depanmu. Kamu sedang disiapkan untuk sesuatu yang besar.” (halaman 357)

Tokoh dalam novel ini diambil dari tokoh sungguhan, "Mas'ud al-Baghdadi" kemungkinan merujuk pada Al-Mas'udi (Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn al-Mas'udi), seorang sejarawan, geografer, dan penjelajah Muslim abad ke-10 Masehi yang lahir di BaghdadIa terkenal dengan karya ensiklopedisnya, Muruj adh-Dhahab wa Ma'adin al-Jawhar (Padang Rumput Emas dan Tambang-Tambang Permata), dan dianggap sebagai pendiri historiografi empiris. 

Selain menyuguhkan konsep dan aksi menarik, novel ini juga memberikan banyak pelajaran dari cerita masing masing tokoh. Inilah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari beberapa novel tersebut:

1. Belajar Ikhlas dalam Kehilangan

Novel ini mengajarkan bahwa kehilangan adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Seperti tokoh yang harus merelakan orang-orang yang dicintainya, kita pun diingatkan bahwa tidak ada yang benar-benar abadi. Keikhlasan menjadi kunci agar tidak terjebak dalam kesedihan berkepanjangan dan bisa melanjutkan hidup dengan hati yang lebih kuat.

2. Waktu Tidak Bisa Diulang

Setiap peristiwa dalam hidup, baik bahagia maupun sedih, tidak bisa diulang kembali. Pesan ini mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen, memperlakukan orang yang kita sayangi dengan sebaik mungkin, karena bisa jadi kesempatan itu tidak akan datang lagi.

3. Cinta Sejati adalah Tentang Melepaskan, Bukan Memiliki

Novel ini menunjukkan bahwa cinta bukan selalu tentang memiliki seseorang, tetapi tentang mendoakan, menjaga kenangan, dan berbesar hati ketika takdir berkata lain. Ini mengajarkan kedewasaan dalam mencintai—bahwa kasih sayang sejati adalah ketulusan, bukan keterikatan.

Berikut beberapa hal yang sekiranya dapat kita ambil dari novel "Yang Telah Lama Pergi".

referensi :
https://www.kompasiana.com/amp/arsyifataran0119/654b26a8110fce0b5d07e302/ulasan-buku-tere-liye-yang-telah-lama-pergi-berlatar-lautan-kerajaan-sriwijaya-abad-13





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Konsep Kehidupan yang Diadopsi Dari Novel "Selamat Tinggal" Karya Tere Liye.

INI BARU NOVEL, Cerita Raib,Ali, dan Seli dalam novel "Bumi"karya tereliye

Pukat "Si Anak Pintar" karya tereliye